top of page
Search
perliehermanns517b

Buku Komunikasi Politik: Elemen, Proses, dan Model Komunikasi dalam Sistem Politik



Buku ini secara khusus mendokumentasikan realitas komunikasi politik yang terjadi sepanjang 2018-2019. kenapa hal tersebut menjadi penting? Pertama, realitas komunikasi politik sebagaimana lazimnya realitas politik secara umum seringkali berulang, baik dengna perilaku yang sama maupun berbeda. Kedua setiap peristiwa yang berulang selalu menarik untuk dideskripsikan, dianalisis, dan atau dikomparasikan melalui ragam teori, konsep maupun temuan penelitian akademik lainnya.


Komunikasi politik adalah salah satu cabang dari komunikasi yang cukup populer. Secara tidak disadari, saat ini banyak orang telah masuk atau terlibat dalam komunikasi politik. Contohnya adalah ketika Grameds ikut mencari informasi mengenai salah satu pejabat baik di Indonesia maupun di dunia.




buku komunikasi politik pdf



Secara tidak sadar, proses penggalian informasi tersebut pun termasuk dalam komunikasi politik. Tidak hanya populer, komunikasi politik juga dianggap penting serta menarik seiring dengan perkembangan media massa. Isu-isu yang hadir sebagai bahan informasi atau pesan dalam komunikasi politik pun kini telah menarik perhatian khalayak umum. Apa sih sebenarnya komunikasi politik itu? Simak hingga akhir artikel untuk mengetahui penjelasannya ya!


Secara umum, komunikasi politik dapat diartikan sebagai suatu proses komunikasi yang di dalamnya terdapat pesan-pesan politik. Dalam komunikasi politik, ada beberapa aktor atau tokoh politik yang ikut terlibat sebagai komunikator ataupun sebagai komunikan, selain itu pesan politik, media politik memiliki kaitan dengan tujuan dari politik itu sendiri yaitu kekuasaan.


Dalam pesan komunikasi politik yang ingin disampaikan oleh komunikator atau komunikan, tidak harus berskala besar atau memiliki pesan yang dalam. Contohnya ketika ada seseorang yang berkomentar mengenai seorang tokoh kepala negara, memberikan dukungan, berkomentar tentang kebijakan pemerintah dan lainnya sudah bisa dikategorikan sebagai proses komunikasi politik.


Komunikasi politik menurut para ahli secara garis besar didefinisikan sebagai komunikasi yang melibatkan pesan politik serta para aktor politik, komunikasi politik juga berkaitan dengan kekuasaan, kebijakan pemerintah serta pemerintahan.


Walaupun terdengar memiliki bahasan atau pesan yang formal, namun dalam praktik komunikasi poitik erat kaitannya dengan aktivitas sehari-hari dan tidak ada satu pun manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi politik atau komunikasi itu sendiri. Tak jarang pula, masyarakat tidak menyadari bahwa dirinya telah terjebak dalam analisis serta kajian dalam komunikasi politik.


Muelller mendefinisikan komunikasi politik ialah hasil yang memiliki sifat politik, apabila ditekankan kepada hasil. Sedangkan apabila komunikasi politik didefinisikan dengan menekankan pada fungsi dalam sistem politik ialah komunikasi yang terjadi dalam suatu sistem politik serta terjadi di antara sistem tersebut dengan lingkungannya.


Menurut Almond dan Powell, komunikasi politik adalah fungsi politik yang bersama-sama memiliki fungsi lain yaitu agregasi, artikulasi, rekrutmen dan sosialisasi yang hadir dalam suatu sistem politik. Komunikasi politik hadir sebagai prasyarat atau prerequisite untuk memenuhi fungsi-fungsi politik yang lainnya.


Apabila dilihat dari kegunaannya, maka komunikasi politik dapat diartikan sebagai penghubung dari pikiran politik yang hidup dalam masyarakat baik golongan, intra, asosiasi, institusi maupun sektor kehidupan dalam politik pemerintahan.


Rusadi juga berpendapat bahwa komunikasi politik ialah suatu pendekatan dalam pembanungunan politik. Melalui komunikasi politik maka tokoh-tokoh yang terlibat dalam meletakan basis guna menganalisis permasalahan yang muncul serta berkembang secara keseluruhan proses untuk perubahan politik dari suatu bangsa.


Fagen mengemukakan bahwa komunikasi politik ialah suatu aktivitas komunikasi yang dianggap politis berdasarkan konsekuensinya, keaktualannya, serta potensi yang dimiliki untuk dapat berfungsi dalam sistem politik.


Komunikasi politik menurut Meadow adalah aktivitas dari setiap pertukaran simbol maupun pesan dan sebagian besar telah dibentuk oleh para aktor yang memiliki peran dalam komunikasi tersebut, komunikasi politik juga memiliki konsekuensi untuk sistem politik.


Roelofs menyampaikan definisi dari komunikasi politik dengan lebih sederhana. Komunikasi politik menurut Roelofs ialah pembicaraan mengenai politik atau kegiatan politik yang dilakukan dengan berbicara.


Budiarjo berpendapat bahwa komunikasi politik ialah salah satu fungsi dari partai politik, yaitu untuk menyalurkan beraneka ragam pendapat maupun aspirasi dari masyarakat, serta mengatur aspirasi tersebut dengan sedemikian rupa. Komunikasi politik juga menjadi wujud dari penggabungan kepentingan serta perumusan kepentingan yang berguna untuk memperjuangkan publik policy atau kebijakan publik.


Komunikasi ialah suatu kegiatan politik guna menyampaikan pesan yang memiliki ciri politik oleh aktor politik kepada pihak lain. Kegiatan dari komunikasi politik memiliki sifat empiris karena dilakukan secara nyata dalam kehidupan sosial. Namun, komunikasi politik juga dapat menjadi kegiatan ilmiah serta sebagai kegiatan politik dalam sistem politik.


Komunikasi politik menurut Astrid ialah komunikasi yang diarahkan pada suatu pencapaian yang memiliki pengaruh sedemikian rupa, sehingga masalah-masalah yang dibahas oleh baragam jenis kegiatan komunikasi politik dapat mengikat seluruh warganya melalui sanksi yang telah ditentukan bersama oleh lembaga politik.


Komunikasi politik memiliki fungsi untuk mengatur perbuatan manusia dalam kondisi konflik serta dalam konsekuensinya. Kegiatan dari komunikasi politik mencakup komunikator politik seperti aktivis, konsultan, politisi, marketing, profesional dan juru bicara, mancakup pula persuasi, pesan politik, media politik, khalayak ramai serta akibat apa yang ditimbulkan dalam proses dari komunikasi politik yang terjadi.


Itulah pengertian dari sepuluh ahli mengenai komunikasi politik. Secara garis besar, komunikasi politik dapat diartikan sebagai aktivitas komunikasi yang berisi mengenai pesan politik dan memiliki konsekuensi dalam prosesnya.


Distorsi komunikasi politik merupakan kondisi ketika terjadi suatu perubahan dari makna informasi, ide serta maksud pesan antara komunikator dan komunikan. Dalam komunikasi politik, ada empat distorsi yang terkait dalam prosesnya. Berikut penjelasannya.


Dalam komunikasi politik, ada dua distorsi dalam ideologi. Distorsi pertama ialah perspektif yang identik dengan kegiatan politik sebagai hak istimewa dari sekelompok orang maupun praktik monopoli. Sedangkan distorsi ideologi yang kedua ialah perspektif yang lebih memandang pada suatu kegiatan dan hanya melibat sistem tinggi tanpa peduli dengan kehendak rakyatnya.


Ben Anderson dalam bahasa topeng menjelaskan bahwa komunikasi politik dapat diidentifikasikan untuk menampilkan suatu hal yang lain antara apa yang dimaksudkan dengan fakta atau realita yang sebenarnya.


Komunikasi politik dapat mengalami distorsi lupa, artinya sebagai sesuatu hal yang mampu dimanipulasi, lupa tersebut diciptakan tidak hanya untuk beberapa orang saja, akan tetapi juga untuk khalayak umum dan masyarakat luas.


Komunikasi politik dengan model aristoteles merupakan model komunikasi yang paling klasik dalam ilmu komunikasi. Model klasik ini lebih berorientasi kepada pidato terutama pidato yang dapat memberikan pengaruh kepada orang lain.


Sehingga model ini pun disebut pula sebagai model retorikal atau retosi yang saat ini, dikenal sebagai komunikasi politik. Dalam model komunikasi politik aristoteles terdapat tiga bagian dasar komunikasi, yaitu pembicara atau speaker, pesan atau message, pendengar atau listener.


Model aristoteles ini memiliki kekurangan karena, model ini adalah model pertama dari komunikasi politik. Dalam model ini, komunikasi dianggap sebagai suatu fenomena yang statis dan hanya fokus pada komunikasi yang memiliki tujuan untuk membujuk seseorang agar menerima pendapat dari pembicara.


Kelemahan lain dari model aristoteles adalah model ini tidak memperhitungkan komunikasi non verbal untuk mempengaruhi orang lain. Meski memiliki kelemahan, model ini menjadi inspirasi untuk ilmuwan lain mengembangkan model-model komunikasi yang lebih modern.


Dalam model komunikasi politik ini, Lasswell memiliki ungkapan bahwa komunikasi berupa ungkapan-ungkapan verbal yang terdiri dari lima ungkapan yaitu, siapa, mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa dan akibat apa yang akan muncul.


Menurut Lasswell ada tiga fungsi komunikasi, yaitu sebagai pengawasan lingkungan, kedua komunikasi memiliki fungsi sebagai korelasi dari berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang akan merespon lingkungan dan ketiga, komunikasi memiliki fungsi sebagai transmisi warisan sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya.


Dalam komunikasi politik, Lasswell berpendapat bahwa ada tiga kelompok spesialis yang memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi dari komunikasi tersebut. Seperti pemimpin politik dan diplomat yang termasuk dalam kelompok-kelompok pengawas lingkungan.


Lasswell menjelaskan bahwa model komunikasi politik miliknya menunjukan bahwa pihak komunikator pasti memiliki keinginan untuk dapat memberikan pengaruh kepada penerima. Oleh karena itu, komunikasi politik dipandang sebagai suatu upaya persuasi. Kemudian upaya penyampaian pesan dalam komunikasi politik tersebut, dapat menghasilkan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak yang muncul dari komunikasi politik pun bergantung pada cara penyampaian dari pemberi pesan.


Model komunikasi politik yang ketiga merupakan model komunikasi antar budaya, yaitu komunikasi terjadi di antara orang-orang yang berasal dari budaya yang berbeda atau komunikasi yang terjadi pada orang asing.


Pada dasarnya, dalam model komunikasi ini aktivitas komunikasi dapat terjadi kepada siapapun namun antara individu yang terlibat dalam komunikasi politik tersebut tidak memiliki latar belakang budaya yang sama, sosio budaya maupun psiko budaya yang persis sama.


Dalam model komunikasi politik interaksional memiliki karakter yang non sistemik, non linier beserta kualitatif. Melalui model interaksional, komunikasi politik digambarkan sebagai pembentukan dari makna atau tafsir atas pesan maupun perilaku orang lain oleh peserta dari komunikasi. 2ff7e9595c


0 views0 comments

Recent Posts

See All

Commentaires


bottom of page